tak habis ku reguk cawan kedamaian darimu,
kau sediakan selalu di ujung malamku yang berdebu,
walau ku pulang membawa kegagalan,
kau tampar aku dengan senyum memaafkan,
ku enggan merekammu dalam kalimat,
seperti takutku pada malam di ujung petang,
ku malu lukismu dengan tinta,
seperti malu pada ciuman pertama di awal renung,
ku mohon tetaplah jadi hatiku,
walau ku hanya karat yang retak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar